yes, we broke together.
Peter Point of View
Mas, have something to talk to. See you later at home.
Semenjak kepergianmu, saya merasa kosong. Seakan hati saya dilubangi paksa sehingga isinya banyak keluar, saat ini tinggal lah kopong. Saya hampa, saya tak dapat rasakan apa-apa. Saya seolah hidup, tapi mati juga belum ingin menerima.
Hidup saya sunyi, jauh lebih sunyi daripada sebelumnya. Saya layaknya berjalan sendirian di ruangan gelap, langkah sepatu beradu lantai dasar yang menggema jadi pendamping saya.
Kesiapan ini, kesendirian ini, saya mana sanggup. Saya butuh dengar hingar bingar dunia. Maka, tujuan saya bukanlah rumah, melainkan tempat hiburan malam jadi pilihan.
02.10
I'm completely being drunk crazy man.Saya tak peduli berapa lama suami menunggu kedatangan saya. Saya tak peduli seberapa percikan emosi yang akan dilontarkan dia kepada saya. Karena saya ingin berjalan sendiri, tanpa bimbingan, tak peduli jika nantinya tersesat.
Kaki lemah ini terus melangkah, terseok namun pasti sembari jemari bergetar selalu mencari pegangan untuk menopang saya berdiri.
Rumah gelap sepi, lagi-lagi kesepian ini saya benci. Saya sampai dalam ruangan penuh debu. Saya nyalakan lampunya, menampilkan kenangan terdahulu.
Ruangan ini, kamar ini adalah sebuah museum tentang saya dan masa lalu. Saya jatuh tersandung, tersungkur di atas dinginnya lantai. Lalu saya menangis, mengerang kesakitan tatkala film dari lampau terputar kembali.
“Kenapa? Kenapa kalian meninggalkan saya sendiri?”
“Thana, teganya kamu pergi. JJ sudah tiada lantas aku sendiri.”
“Harusnya kamu di sini, harus kita berada di sini. Rumah ini aku usahakan untukmu, untuk menemaniku hingga masa tua nanti.”
Nodt Point of View
Pukul dua dini hari aku terbangun akan sebuah mimpi buruk. Ragaku basah kuyup bak diterjang banjir bandang. Aku mengatur napasku sejenak, “Tuhan pertanda apa lagi ini?”
Ketenangan kembali merasuki jiwaku. Aku mulai bisa mengontrol semua gerak tubuhku. Pertama, aku memastikan Ta masih terlelap.
He's quiet and soundly.
Kedua, aku meraba samping kiri dan mendapati bagian kosong. He's not coming home yet?
Harusnya saat ini aku kembali tidur saja
Harusnya aku menjadi sosok si tidak peduli
Harusnya aku tak melangkah keluar kamar untuk mencari
Harusnya, harusnya, dan harusnya. Semua sudah terlambat, sebab aku mendengar semuanya. Karena aku akhir tau segalanya.
Katakanlah kamu berubah, nyatanya kamu masih terjebak. Katakanlah kamu ingin dibimbing keluar, nyatanya kamu masih ingin terperangkap.
Bagimu, bagi hati nuramu, bagi jiwa dan ragamu, aku ini apa? Aku adalah manusia biasa yang punya batas kesabaran, aku hanyalah manusia biasa yang punya berjuta emosi. Aku bukanlah robot yang diciptakan tanpa perasaan dan pikiran. Aku bukanlah sosok hewan peliharaan yang akan senantiasa menjadi hiburan dikala kamu terpuruk tak peduli karena apa.
“Kenapa? Kenapa kalian meninggalkan saya sendiri?”
Aku di sini, setia berada di sampingmu. Kamu tidak lagi sendiri.
“Thana, teganya kamu pergi. JJ sudah tiada lantas aku sendiri.”
Aku bilang, aku di sini menemani kamu. Hanya saja aku bukanlah Thana.
“Harusnya kamu di sini, harus kita berada di sini. Rumah ini aku usahakan untukmu, untuk menemaniku hingga masa tua nanti.”
Aku...aku sakit hati. Batas sabarku mengatakan aku harus berhenti dan mulai berlari. Nuraniku menjerit enggan disakiti lebih dari ini.
Aku pamit, jika kamu terbangun dan tak menemukanku ada di sampingmu lagi. Itu karena aku yang memilih pergi.
`hjkscripts.