yes, i am the king.
TRIGGER WARNING ; SENSUAL CONTENT🔞
Bunyi kerincing menggema dalam ruangan luas dihiasi lampu kuning temaram. Ada tawa yang tercipta disela-sela napas memburu. Bunyi kecipak turut ikut campur sebab dua bibir yang tak sabar ingin juga melepas rindu.
Satu persatu lencana kenegaraan jatuh tergeletak tak berharga. Satu persatu pula luruh kain sutra berharga jutaan dalam segala jenis mata uang seperti kain keset belaka. Seolah dua lelaki ini mengajarkan kepada khalayak bahwa yang berharga akan menjadi satu dengan tanah pada akhirnya.
Dua lelaki ini sedang gila, bertelanjang bulat melempar senyum saling menggoda. Sang alpha berdiri tepat dihadapan omeganya, menatap lamat dari ujung berlian pertama hingga ujung kuku kakinya. Dia yang bertelanjang dihadapannya bukan sekedar pangeran, bukan juga Henry rakyat biasa. Namun, lelaki ini telah resmi menjadi raja.
Raja ini pemimpin yang menguasai seluk beluk negeri. Raja ini yang akan memimpin rakyat mulai saat ini. Namun, raja ini tetap manusia biasa dengan nafsu birahi. Raja ini yang tengah memerintahkan jemarinya menggerayangi seluruh tubuh polos tanpa pelindung baju besi.
Mereka yang berjarak kini semakin mendekat. Menempelkan dahi juga permukaan kulit. Saling merasakan nafas dan getaran sebab gesekan yang terjadi. Napasnya berhenti kala bibir membekap bibir, perang melumat terjadi memperebutkan kepemilikan atas bibir satu sama lain.
Kini pertahanan sang raja roboh begitu tengkuknya ditarik kuat sebab sang alpha menerobos paksa, menginvasi lebih dari sekedar bibir namun juga rongga mulut yang terjaga hanya lidah. Dia menjilat, menyesap ujungnya berantakan mengakibatkan tetesan air liur turun deras membasahi dagu dan bergerak sensual melewati leher.
“Hhhggg...Sshhh...” Desahnya pelan.
Bagi sang alpha nada itu adalah tanda kemenangan. Sebuah melodi yang memacu keliarannya muncul sampai ambang maksimal. Lelaki itu kini mengecupi tengkuk sang raja, membuatnya bergidik geli sebab tiupan nakal dan gigitan kecil pada bagian cupingnya. Dia bergerak turun berlakon menjadi Van Gogh dengan lukisan abstrak merah keunguan pada leher jenjang seputih kanvas anyar.
Di dorongnya sang raja yang kini semakin kalah terjajah. Mahkota bertabur sumber daya alam mahal jatuh seolah tak ada harga mengikuti sang empu yang pasrah menyerahkan harga dirinya diinjak sang alpha minus tata krama.
Raja ini gila, bukannya takut malah tertawa menggoda. Merengek minta disetubuhi oleh sang penguasa hingga dirinya lemas tak berdaya. Terkungkung tubuhnya, Henry benci dikekang atau dikurung bak burung penghibur lara. Namun jika dikungkung begini dia tak apa.
“Ya Tuhan bagaimana bisa engkau membuat lelaki seindah dirinya. Tak bosan dua mataku memandang parasnya. Enggan melengos wajahku mematri lekuk tubuhnya.” Puji sang alpha.
Debaran jantung berisik mengundang begitu banyak hormon pembangkit nafsu. Mereka menyebar rasa panas dan pusing melanda syaraf pusat sehingga dia susah membuat komando. Yang hanya dia tahu saat ini adalah bagaimana cara menghilangkan rasa panas dan sesak dalam tubuh, mengeluarkan cairan yang telah berkumpul di batang dan merasakan lenguhan panjang tanda kelegaan.
Henry menengadah kala bibir basah sang alpha bermain di atas buah dadanya. Dia yang mengecup, menjilatnya berputar membuat kepalanya pening tujuh keliling. Alex menggigit putingnya bergantian menyesap layaknya bayi kelaparan. Bukan mengharapkan susu namun desisan frustasi dari sang empu.
Sepuluh jemarinya sibuk mencari pegangan hidup sebab hidupnya sebentar lagi hancur oleh ulah lelaki tak beradap yang mencoba membasahi sekujur tubunya dengan liur dan peluh.
“AHHH!” Teriaknya.
Berpegang erat dia pada kain seprei hingga kusut dibuat bersamaan dengan tangan besar sang alpha kini menggenggam penis yang telah lama menegang. Dikocok dia naik turun kadang pula hanya diurut perlahan seolah menguji kesebaran si empu. Dua pahanya sering kali tertutup kala gelanyar aneh menyelimuti tubuhnya akibat permainan di bawah sana, apalagi kala rasa hangat juga basah menyelimuti permukaan kulitnya.
Bunyi kecipaknya membuat Henry gila, berteriak memanggil sang penguasa agar berhenti menjajahnya secara perlahan. Alex tersenyum atas ekpresi kebingungan sang pemilik kejantanan, masih mengulumnya perlahan dengan satu tangan sedang yang lainnya mencoba menahan paha sang omega agar tetap terbuka.
Berkedut dia tanda detik peluncuran semakin dekat, bukannya pelana sang alpha malah mengocoknya tanpa ampun hingga batang sepenuhnya tegang menggembung. Keluarlah dia si cairan pejuh, membasahi sekujur kaki juga tangan sang alpha. Dibawa sebagian dia naik menyapa pemiliknya kembali yang mulutnya telah terbuka sukarela. Dijilati jemari demi jemari seperti tengah menikmati makanan paling lezat sedunia.
Alex meraup bibir omeganya yang telah berantakan. Dikecup hingga dilumat berusaha mencari rasa dari alami bibir bercampur liur dan pejuhnya sendiri. Henry mendorong tubuh sang penguasa, menggantikan kuasa atas tubuhnya menjadi dia yang memerintah.
Ya, dia adalah sang raja yang berhak atas tubuh rakyatnya. Dia yang berhak menciumi dan memberi tanda kepemilikan pada sekujur kulit tan seindah coklat dari Belgia. Dia yang berhak mengulum dua puting dan bermain dengan rimbun bulu dada sang alpha.
Tubuhnya merosot semakin ke bawa sembari matanya tak lepas dari ekspresi kepuasan sang alpha. Telinganya terbuka menyapa segala bentuk nada baritone yang datang entah desahan puas, entah geraman ketidakwarasan. Dia yang masih mencengang bagaimana perbedaan tangannya kala menggenggam penis sang alpha. Bagaimana bisa dia selama ini menerima benda sebesar ini masuk menembus lubangnya begitu saja.
Diludahi ujung batangnya, liur mengalir menuju tengah ditahan oleh telapak yang mulai meratakan seluruh permukaan, menjadikan itu sebagai pelumas alami. Henry bergerak perlahan, konstan seperti lelaki yang telah berpengalaman memuaskan hasrat lelaki lain. Gerakannya tidak berantakan, ritmenya rapih dari konstan hingga kencang membuat pemiliknya kalang kabut. Mulutnya merancau dengan nada berat kadang Henry tersipu dipuji bagaimana hebat tangannya membelai miliknya yang berharga.
Henry memang luwes dengan tangan. Namun, kala dia coba memasukkan penis tegang dalam rongga mulutnya, berkali-kali tersedak dia sebab ujungnya menyentuh tenggorokan saat dipaksa masuk semakin dalam.
“Hhmnm... Huhhh.. Hen-” “FUCK YOU KING SLUT!”
Kacau sang alpha, tak sabar akan gerakan mengulum yang rasanya semakin pelan. Alex menahan kepala Henry, mengakat pinggulnya dan digerakan mandiri secara brutal. Gila sang alpha, kala kedua mata sang omega hanya sanggup terbuka hingga keluar air mata.
“UHHHH SHIT!”
Juntaian benang liur tercipta bersama cairan putih turun dari bibirnya. Henry jatuh terduduk di bawah lantai, mengumpulkan napas untuk mengisi rongganya yang hampir kosong melompong akibat ulah sang alpha yang kurang ajar.
Ya akulah sang raja, namun kaulah sang penguasa sebenarnya
Alex beranjak, mengambil tubuh Henry kembali berdiri. Ditarik lembut dia sembari mengucap maaf melalui sorot matanya yang berpendar khawatir. Henry tersenyum, dia tak selemah itu sebab alphanya adalah bajingan dengan kontol panjang besar beserta birahinya yang luar biasa.
Naik kembali sang raja di atas tubuh penguasa. Saling pandang mereka meminta izin hanya dari dua pasang mata turun pada suara degub jantung yang sama gila.
Alex mengusap bibir Henry, melesakkan dua jari sekaligus untuk dibasahi. Jari dikeluarkan diganti dengan bibir, ciumannya penuh cinta juga nafsu tak terhingga. Satu tangan mengangkat pantat sang raja, yang basah bergerak memutari lubang senggama. Dimasukkan perlahan satu dan lainnya ikut bertamu kala tak ada suara protes dari empunya.
Sudah basah lubang senggama, tanpa melepaskan lumatan di bibir, Alex mengarahkan penis tegang dalam lubang. Kaku tubuh sang raja, digigit pula sang alpha kala batang tegang kini menerobos masuk lubang senggama. Diam di dalam sana sebentar hingga dapat izin dari empu untuk kembali melanjutkan.
Hilang waras orang dewasa yang satu bergerak dari atas dan lainnya menusuk dari bawah. Gerakannya seirama menggambarkan memang mereka adalah takdir dari sang kuasa. Merancau bibir-bibir itu saling memanggil nama pemiliknya memuji betapa hebat permainan mereka malam ini.
Liur jatuh bercampur peluh menambah intim tubuh mereka yang menempel satu sama lain tampa perekat. Keduanya bersetubuh, melolong bersama decitan kasur mahal yang entah akan bertahan berapa jam lagi.
Mereka berteriak seiring gerakannya makin berantakan. Hanya puncak dan kepuasan yang dicari. Semakin gila, entah orang di luar sana mendengar suaranya atau tidak.
Semakin cepat gerakannya mengguncang tilam. Semakin kencang teriakannya menjadi pertanda bahwa apa yang dituju akan datang saat ini juta. Bergetar tubuhnya, berdesir darah keduanya, disambung rasa aneh yang datang. Penuh lubang senggama, lalu diikuti hangat perutnya menjadi akhir cerita bersetubuh dua pria.
Mereka yang melenguh panjang kelegaan telah mencapai puncak angan. Mereka yang terlentang lemas saling mendekap telah menyentuh ambang nirwana. Mereka yang saling bertukar kecup manja sebab dipenuhi serbuk cinta. Inilah akhir cerita dewasa antara raja dan penguasa sebenarnya.
`hjkscripts.