satu.


Dok! Dok! Dok!

Pintu kayu rumah sederhana diketuk dengan tempo konstan mencoba meraih atensi sang pemilik. Pria paruh baya itu berdiri tegang menunggu pemiliknya muncul sembari menerawang sekitar. Rumah sederhana satu-satunya diantara pepohonan pinus nampak berbeda semenjak terakhir kali Ia mendatangi lokasi ini.

Perasaan lega muncul, rumah kecil yang dulunya lusuh tertutup lumut dan debu telah disulap menjadi cantik. Diantara gelapnya hutan pinus, rumah ini sangat bersinar karena lampu hias yang tertempel ditembok dan masing-masing lahan kebun. Mereka hidup dengan baik.

Ceklek

Dunia seakan berhenti berputar kala pintu kayu dihadapan Yang Mulia Raja Aragon dibuka. Sosok lelaki jangkung muncul beserta senyum ramah yang saat ini perlahan memudar digantikan raut bingung serta ketakutan.

Dad...?” Cicitnya.

“Prince Juneㅡ” Telapak tangan diangkat, memotong ucapan si juru bicara.

“Sebuah kehormatan pemimpin Aragon sampai datang kemari, tetapi maaf jika hambamu yang penuh dosa ini menolak untuk menjamu. Silahkan meninggalkan kediaman tak layak saya.” Ujar June merendah, ungkapannya memang sopan namun cukup menusuk relung hati.

June melangkah mundur perlahan, akan menutup pintu sebelum ketiga alphanya menyadari kedatangan rombongan kerajaan. Takut-takut anaknya bertanya lebih yang berakhir membongkar kejadian dimasa lalu.

“Tunggu Prince June?!”

“June Arbecio, bukankah berlebihan memanggil saya Prince?”

“Dad datang kemari sebagai ayahmuㅡ” Hening kembali, akhirnya King Victor berani bersuara setelah sibuk berdebat dengan batin pun pikirannya.

“ㅡbukankah tidak sopan membiarkan orang tuamu berdiri disini?”

June menatapnya jengah, mengerlingkan kedua bola matanya lantas mendengus.

“Pria tua ini masih saja arogan.” Batinnya.

“Sayang dimana kamu meletakkan bubuk oregano.. uh? Your Highness, maaf silahkan masuk.”

“Hans!” Omeganya menahan lengan sang alpha yang akan membuka pintu lebih lebar. June menatap kedua mata elang sang alpha, menyalurkan perasaan gundah dalam hatinya. Lalu, June menggeleng.

“Haahhh... sudah sudah Dad tidak akan lama disini. Terimalah seluruh pemberian ini, beberapa ada dari Mommy.”

Setelah itu rombongan King Victor pergi, meninggalkan anak keduanya yang telah diasingkan selama 15 tahun lamanya.

Pintu kayu itu kembali ditutup. Mimik wajah keras yang sejak tadi ditunjukkan sang omega perlahan berubah menjadi raut sedih. June lemah, sekuat apapun menahan diri Ia hanya sosok omega yang perasaannya sangat sensitif.

Namun ditengah rasa sedihnya tersirat rasa kecewa akan tindakan ramah sang suami. “Harusnya kau mengusir orang tua itu, kenapa malah bersikap baik.”

Hans; sang alpha mengusap rambutnya perlahan lantas tersenyum. “He's your parent after all and my father in law”.

“Kamu tuh sadar nggak sih kita seperti ini karena siapa? Dia buang kita, he almost kill you and our baby back then!”

My love..”

“Hans, kamu tau kadang aku membencimu.”

Mendengar ungkapan itu Hans malah tertawa geli yang mana makin membuat omeganya kesal. Pemilik aroma bunga gardenia itu berlalu menuju kamar, menutup pintunya dengan kasar dan terakhir suara kuncian terdengar.

Hans Arbecio selamat, kamu tidur diluar malam ini.


`teuhaieyo.