rasi bintang.


Deru mesin mobil terdengar, amat cepat membelah jalan sepi. Pengemudinya seakan tak takut akan celaka, dibelakang kemudi dengan hati kalut. Malam tiba, memilih terjaga setelah pergi keluar bersama kekasih. Perasaannya tak tenang, dia juga dibuat bingung akan apa.

Beberapa menit lalu Adnan Dika duduk pada meja belajarnya, terlihat seolah mengerjakan tugas namun pikirannya melalang buana. Langit gelap yang nampak dari jendela kamarnya membuat hatinya semakin gelisah.

Adinata Dhamar

Adnan tertegun akan coretan abstrak yang dibuatnya sendiri. Menulis nama sang sahabat entah datang darimana. Adnan seketika khawatir berlebih, mengambil ponselnya agar bayangan wajah Nata pergi dari pikirannya.

Jarinya reflek berhenti pada salah satu postingan terbaru.

Dingin... Tulis Nata dari jauh disana.

Ketika pesan Adnan dibalas oleh Nata detik itu juga Adnan kalang kabut layaknya orang gila. Rasa khawatirnya berdasar, dan pelakunya selalu sosok yang sama. Bak terikat oleh benang merah, perasaan Adnan terhubung dengan Nata.

“Nata!” Panggil Adnan lega ketika bola matanya menemukan sahabat kecilnya. Ia mengatur deru napasnya sebelum bergerak mendekat.

Nata tersenyum sendu, binar kesedihan menyambut kedatangan Adnan. Nata kali ini tak menangis seperti biasa, namun Adnan tau nata begitu tersakiti. Pipinya, merah merekah meskipun dalam gelap. Bajingan mana yang berani menyentuh Nata?.

Adnan duduk, mendamping Nata namun diberi jarak sedikit. Adnan mengambil napas dalam, ditahan sebentar lalu dihembus kasar. Pandangannya jauh disana, meratap langit hitam bersih bertabur serbuk bintang.

“Sakit?” Tanya Adnan tanpa mengalihkan pandang sedikitpun.

“Perih, panas, tapi udah biasa. Temen lo Nakula tuh brengsek ya apalagi cewek-ceweknya. Yang buaya cowoknya yang ditampar gue.”

Nata itu kadang sekuat baja, kadang pula selemah kapas. Nata tak pernah menangis jika hanya dipukul; sudah biasa, makanannya sehari-hari. Fisik Nata kuat, namun lain perasaannya.

“Harusnya hari itu gue gak emosi, Nat. Jadi lu gak perlu sampe teriak ngakuin siapa sebenernya diri lu. Biar rahasia ini cuma kita yang tau.” Jika memutar memori jauh kebelakang, apa yang sedang terjadi pada Nata sebagian besar Adnan ikut andil. Bagaimana dirinya emosi ketika memergoki Nata dicumbu dalam kamar mandi kampus.

Adnan hilang akal, dadanya sesak, matanya nyalang memerah. Kiranya Adnan marah akan kelakuan Nata, secara sadar menyerahkan diri pada orang tak dikenal. Jauh dalam lubuk hatinya, Adnan terbakar api cemburu.

“Semua efek samping yang gue dapet emang berat, Nan. Tapi gue gak pernah nyesel. Seenggaknya gue jadi tau sebrengsek apa orang-orang kampusㅡ”

“Lu udah tau semua anak kampus brengsek, tapi dengan naifnya lu terima setiap orang yang dateng mau manfaatin lu.”

“ㅡgue cuma gay bukan orang yang punya catatan kriminal, ngapain juga gue nyesel ngungkap semuanya.” Jelasnya enteng.

Nata itu boleh terlihat polos, naif, selemah bayi baru lahir. Namun, Adnan paling tau diantara mereka berdua Nata yang paling kuat, Nata yang paling berani menantang segalanya meskipun dia harus kehilangan semua, nanggung rasa sakitnya.

“Bahkan kalo emang takdirnya semua orang bakal ninggalin gue, gue gapapa.” Terakhir, ucap Nata bersama senyum tipisnya.

Adnan akhirnya melepas kontak matanya dengan langit. Menghentikan aksi menghitung sebaran bintang. Atensinya jatuh pada pipi gembil milik Nata. Tangannya terangkat, mengambil jemari kanannya, dingin...

“Lu gak bakal ngejalanin semuanya sendiri selama gue masih ada disini, Natㅡ” Nata dengar, hanya acuh. Batinnya tertawa remeh akan kalimat Adnan. Adnan pria normal, punya harta dan wanita pujaannya. Pada akhir cerita nanti mereka akan berpisah juga.

“ㅡtapi gue butuh waktu buat proses semuanya. Buat cari tau apa yang gue sebenernya mau dari dalam diri lu. Untuk saat ini, gue cuma cowok brengsek yang tiap malem datengin raga lu dalam mimpi gue buat dicumbu.”

Perasaan Adnan pada Nata layaknya taburan bintang di langit, banyak dan abstrak. Namun, jika berhasil menghubungkan satu dengan lainnya akan menggambarkan suatu rasi bintang lengkap bersama makna didalamnya.


`teuhaieyo.