prince henry ; terbelenggu dalam tahta.
Pangeran ini memang lahir tidak sempurna. Pangeran ini memang lahir tak sesuai keinginan dua orang tua. Pangeran ini yang lahir untuk terbelenggu dalam tahta.
Katharina membawa tiga cangkir teh, membaginya perlahan sebab isinya nyarih penuh. Ketiganya berkumpul di kamar Alex, empunya juga sudah menitipkan pesan pada Pak Lee agar jangan ada yang menganggu dulu untuk beberapa waktu ke depan. Dia tak lupa menutup segala akses yang ada.
Dalam bilik sederhana ini mereka akan mendengar sebuah cerita. Bukan hanya dongeng atau mitos belaka, melainkan sebuah fakta.
Henry duduk di tepi kasur bersama Katharina yang sudah dia setujui pula untuk bisa mendengar kisahnya. Sedangkan Alex memilih duduk di lantai, tepat di bawah Henry. Dia tidak ingin melewatkan segala perubahan ekpresi dari emosi yang nantinya terjadi. Alex ingin juga merasakan sendiri, meskipun berat tapi setidaknya Henry tidak sendiri, ada dia yang mengerti.
“Pertama saya berterima kasih sama kamu dan minta maaf karena sudah merepotkan kamu untuk berlari menuju tempat yang saya sendiri gak tau.” Kalimat pertamanya. Alex tersenyum ringan, mengusap lengan Henry menyampaikan tanpa suara bahwa Alex tak masalah soal itu.
“Maaf sekali lagi, tapi saya gak bisa kontrol rasa takut saya. Saya biarkan rasa itu bebas dan itu sampai pada kamu karena kita adalah mate.”
Henry berhenti sejenak mengamati ekpresi dua orang pendengar. Debaran jantungnya kacau tak karuan. Dia sebenarnya tak yakin juga akan mengatakan hal itu, namun kala melihat Alex yang ada di bawah kakinya adalah anggukan yang dia dapatkan.
Lalu Henry menarik napas, semakin berat rasanya bibir saat akan memasuki maksud intinya. Lidahnya kelu, kalimat yang sudah dirinya susun rapih dalam pikiran jatuh berantakan menimbulkan kegugupan.
“Did you ever hear about rumors on street that the second prince named Henry died at his 14th caused by Malaria?”
Sunyi, kesunyian ini membuat Henry semakin takut. Ini adalah kali pertama Henry menceritakan kisah nyatanya pada seseorang dan Henry tau apa resiko yang dia ambil. Seorang pangeran harus mendahulukan kepentingan kerajaan daripada dirinya sendiri. Tetapi Henry melanggarnya.
Henry ingin kuat, Henry ingin mencari dan mengais sisa-sisa alasan untuknya agar tetap hidup. Alex adalah kepingan terakhir. Alex adalah hasil yang dia dapatkan dari keringat dan jari-jari kotor yang hampir habis sebab puluhan tahun terus mengais. Henry ingin menggunakan Alex dan kesempatan terakhir yang dia harapkan akan hadirnya lelaki itu untuk bahagia walaupun sebentar sebelum dia mati.
Sebab Henry ingin mati dan dikenang selamanya dalam hati bukan sekedar menangis sebentar di atas permukaan peti. Henry ingin mati di antar oleh seseorang yang mencintai dan berharap dia yang akan terus datang, setiap tahun mengganti bunganya yang telah mati. Henry ingin mati dan menanti seseorang di surga yang akan datang pada suatu hari nanti.
“Pangeran itu bernama Henry. Your Highness Prince Henry Arthur Hanover-Stuart. Pangeran yang mendapat julukan pangeran dalam hati rakyatnya. Pangeran yang kelahirannya ditunggu dan dirayakan. Pangeran yang hidup selalu diserukan namanya. Namun dalam fakta Pangeran Henry hanyalah pangeran yang terbelenggu dalam tahta.”
“ㅡ dan pangeran itu adalah saya.”
“Saya yang kelahirannya memang didamba. Saya yang masa kecilnya dipuja. Pemimpin kerajaan haruslah seorang alpha laki-laki dan hari itu dunia saya berubah menjadi neraka. Sayaㅡ”
Alex bangkit. Dia peluk dan dekap erat-erat meletakkan kepala Henry bersandar pada bahunya saat Henry semakin kacau bercerita ditengah isak pilunya. Fakta Henry adalah seorang pangeran jadilah cerita nanti yang akan dia pikirkan. Kali ini dia hanya ingin lelaki ini tenang entah ceritanya sudah atau belum selesai. Persetan lengkapnya, Alex sudah cukup mendengarkan. Sebab Alex juga tak mampu, hanya dari cerita dia sudah tak mampu.
“Henry oh Henry! Maafkan aku yang datang terlambat.” Sesalnya.
Alex semakin menyesal. Dia mengakui dan memohon ampun pada Henry sebab ikut berkontribusi menambah deritanya. Lantas Alex berjanji apapun yang terjadi nanti, dia akan membantu Henry. Karena saat ini Alex menyuarakan deklarasi bahwa dirinya berdiri di samping Henry. Menggenggam tangannya erat hingga mati.
`hjkscripts.