penawar pilu.
TRIGGER WARNING ; SENSUAL CONTENT 🔞
Alex Point of View.
Hari demi hari telah dilalui. Tetes demi tetes air matanya terus mengalir. Bergetar tubuhnya dengan suara isakan yang terus mengalun dari bibir indahnya. Sayangku, sudahi laramu marilah berbahagia denganku.
Tega nian yang membuatmu larut dalam kesedihan. Dia yang membuatmu terpuruk dalam menjalani setengah hidup. Pula mati meninggalkanmu dengan duka dalam ingatan. Sayangku, sudahi sakitmu marilah tertawa denganku.
Aku membelai lembut punggungnya, menepuk pelan bahunya yang masih enggan tegar. Kubalik badannya, mengubah pemandangan jadi menatap wajahnya. Lihatlah dia, begitu hancur dan berantakan.
Jemariku bergerak mengusap basah pipinya yang semakin memerah. Menyibakkan helai rambut penghalang pandang. Nampak rapuh sosoknya pilu.
Dia yang akhirnya membuka kedua kelopak mata, menatap milikku dengan pandangan sedikit kelabu. Satu dua tetes masih memaksa luruh seolah mengadu padaku bagaimana perasaan cintaku. Sakit, aku melihatnya sakit dari mata turun ke hati.
Iya, sayangku aku tahu betapa sakit dirimu. Namun aku ingatkan pula bahwa kamu masih punya aku. Tempatmu berteduh dari kejam dunia menyiksa batinmu. Lelaki yang akan memberikan segala kalimat penenang dan dada untuk mencari kehangatan.
Aku seka bulir air mata, dalam hati menghujatnya agar sudahi berlinang. Aku ingin melihatnya tersenyum dan menatap wajah tampannya memuja. Aku ingin melihatnya tertawa dan ikut tertawa bersamanya.
Aku menahan tengkuknya, bergerak mendekat dan semakin mendekati wajah rupawan yang basah. Aku bisa merasakan napasnya berantakan serta debaran jantung yang sama sekali tidak sesuai ritme. Tersenyum bibirku kala melihat kelopak indahnya menutup, bibir merah lembab yang perlahan membuka memberi akses milikku untuk menyapa.
Selamat malam manisku, aku kecup sesaat dirimu lalu melumat kenyal bagian bawahnya kuat. Maaf aku menekan dirimu tanpa ampun, sebab aku merindukan suara kecipak yang akan hadir ketika melumat keduanya bergantian.
Benar begitu cintaku, naiklah di atas pangkuanku. Menggeliat sensual akan pertarungan antar lidah. Sisihkan sejenak sedihmu dan hilangkan kewarasanmu dan ikuti permainanku.
Gila rasanya aku, memandang wajah sendu bercampur nafsu. Mata itu jangan menatap milikku seperti itu. Begitu polos seolah memohon kepada tuan untuk menjamah seluruh tubuh. Katupkan bibirmu jangan dibiarkan terbuka seperti itu. Mengundang milikku untuk lebih melecehkanmu.
Sepuluh jemari nakal kini membuka pertahanan terakhir satu persatu. Mengusap kulit yang nampak oleh mata mengharapkan imbalan suara yang akan menggugah birahi. Pasrah dirimu dilucuti hingga polos seolah berbisik mempersilahkan untuk dijamu.
Kau dan aku bersenggama di atas duka. Menghilangkan sedikit luka dan diganti dengan desahan manja. Kau dan aku bercumbu liar di atas lara. Menggila saling membalas lolongan serigala liar di luar sana dengan lenguhan lega. Kau dan aku bersetubuh di atas derita. Melekatkan tubuh dengan peluh dan cairan pejuh.
Sayangku sudahi sedihmu, marilah menari denganku di atas ranjang penuh nafsu hingga bulan tak kuasa menyaksikan betapa hebatnya dirimu bergerak mempesona di atas kejantananku. Buatlah dunia tahu betapa mengagumkan seluruh bagian tubuhmu kala mencari jalan menuju langit ketujuh.
`hjkscripts.