mixed feelings.


From : Beatrice Charlotte Hanover-Stuart

Hi, Hen! Apa kabar kamu? Aku harap kamu, kedua keponakanku baik-baik saja dan aku juga berharap kamu masih memakai akun email yang sama. Hen, father sakit, kamu tau kan jantungnya. Itu semakin parah dari hari ke hari. Hen, dokter mengatakan father punya harapan hidup yang singkat.

Maksud dari aku mengirim pesan ini adalah bisakah kamu datang ke rumah sakit? Kita selalu berharap yang terbaik untuk kesembuhannya tetapi kita juga mengusahakan yang terbaik untuk akhir terburuknya. We are all missing you, darling.

With love, Your Bea.


Henry Point of View.

Friday should be a friyay, bagi sebagian orang mungkin tetapi khusus Hari Jum'at ini tidak untukku. Mereka enggan bersahabat denganku. Pagi hari hujan, mendung terus memandu. Hari ini aku dibuat sendu.

Bukan hanya aku, seluruh lapisan masyarakat tahu pasal beritanya. Tentang sang raja yang bijaksana tengah jatuh sakit lemah. Itulah sang baginda yang beranjak tua. Si penguasa yang aku panggil ayah.

Jika bertanya apa aku baik-baik saja tentu dilema. Sebagai Henry Fox rakyat biasa mungkin hal ini yang terbaik untuk sang raja. Namun, sebagai Henry Arthur Hanover-Stuart yang menyandang dia punya marga, sebagai anak aku tidak baik-baik saja.

Kejam begitu dia tetap seorang ayah. Keras begitu dia tetap yang mengajarkan tentang dunia bekerja. Tega begitu dia tetap yang membuatku lahir menjadi pangeran.

Ayah itu raja yang bijaksana dan menyayangi rakyatnya. Aku bisa bersaksi bila ada yang bilang tidak. Sebagian hidupnya dia dedikasikan untuk kemakmuran rakyat hingga lupa tentang keluarganya.

He maybe not a good father but he a wonderful king for this country. yet he still a father.

“Pa? Kamu kenapa?” Bahuku berjengit kala merespon sentuhan tiba-tiba. Ah, aku sampai gak sadar bahwa anak-anak sudah ada di dalam mobil dan menungguku melamun.

“Oh, kalian udah di sini. Maaf papa ngelamun.”

“Mikirin apasih kesayanganku? Kok kayaknya berat gitu.” Celetuk Viscount dari bangku belakang.

“Bukan apa-apa. Cuma mikir mau masak apa hari ini.” Elakku. “Udah masuk semua barangnya? Gak ada yang ketinggalan di kamar?” Tanyaku kembali memastikan barang bawaan tidak ada yang tertinggal sebab mulai besok akan menjalani libur semester.

Jawaban berupa anggukan menjadi tanda bahwa kita bersiap untuk meninggalkan lingkungan sekolah. Namun aku masih belum bisa meninggalkan beban pikiran yang baru datang.


`hjkscripts.