freedom.


TRIGGER WARNING ; SEXUAL CONTENT, HARSH WORDS, WORDS DEGRADING 🔞

Gawin gak bisa nahan nafsunya lagi waktu Podd baru saja melangkah melewati pintu masuk apartemen. Lelaki lebih tua itu lesu, capek, mata sayunya terbelalak kala badannya ditarik paksa. Badan apik kekarnya dibalut kemeja yang wanginya sudah bercampur dengan bau jalan dan keringat, semakin candu, bikin pusing kepalang.

Gak ada perlawanan sama sekali, sebab yang dipikirkan kepala lelaki masuk akhir 30 tahun kini hanya pulang dan rebahan sama pacarnya yang jutek. Namun, yang dia dapati adalah lengannya ditarik, punggungnya dipaksa bercengkrama dengan dinding keramik dingin, dikungkung rapat. Dia berdiri, diantara birahi dan benda mati.

Bibir ranum Mas Podd dingin karena hawa luar. Disambar habis, disesapi seksama, diciumi berkali-kali dengan gerakan rusuh. Cowok keturunan Jawa kini coba kembali dalam pikiran rasionalnya. Dia tak serta merta menanggapi Gawin yang lagi naik birahinya. Sebegitu kangennya kah?

“By... tung- tunggu, by?!” Mas Podd panggil Gawin pakai nama kesayangannya. Mendorong lembut badan Gawin yang besarnya hampir sama dengan dia.

Gawin kesal, Podd tau itu dari kerutan dahinya yang bikin alis pacarnya menukik. Tapi, Gawin masih berusaha maju, memojokkan Podd yang hampir tak punya ruang bernapas sama sekali. Podd itu capek, tenaganya habis di luar sana. Mengimbangi Gawin dengan nafsu liar tentu dia gak sanggup.

“Pelan-pelan, by..” Titahnya lirih. Cowok yang lebih tua mengatur nafasnya, mengusap kedua lengan kekar Gawin yang tegang dengan ibu jarinya. “Pelan-pelan. Aku gak kemana-mana.” Diperingatkan seperti itu, Gawin jadi rileks. Terus Podd senyum kemenangan.

“Iya-iya kita ngewe hari ini.” Batinnya.

Kali ini Gawin mematung, berdiri dihadapan Podd tanpa tindakan. Harap-harap sabar pacarnya bakal sentuh dia. Tangan Podd itu selalu kurang ajar bisa membangkitkan gairah seksual dalam dirinya. Pelan, penuh perhatian, berjuta kenyamanan, menyentuh tiap inti permukaan kulitnya. Rasa aneh selalu menjalar kala jemari nakal berputar sesekali di area yang membuatnya bergidik, melepaskan napas berat, dan suara maksiat.

Dari lengan menuju punggung, dari punggung menuju tengkuk, diremat pelan, menggoda Gawin yang patuh buka mulut minta bibirnya dijamah. Tapi Mas Podd itu juga jahat, mulut Gawin dibiarin menganga sampai liurnya jatuh menetes ke lantai. Cowok matang sialan itu malah tersenyum, terkekeh bak iblis saat jejak tangan besarnya tercipta jelas, merah, panas, di pipi gembil Gawin yang baru saja dia tampar.

“Berani-beraninya kamu maksa cium begitu. Diajarin siapa?” Tanya Podd dengan nada dingin. Dua jemari cowok itu masukkan dalam mulutnya yang basah, terbuka, mengabsen tiap gigi, rongga, juga bermain dengan lidah bercampur saliva. “JAWAB! KAMU DIAJARIN SIAPA?!” Ulangnya sekali lagi. Suaranya tegas, mendominasi, mengaktifkan adrenalin dalam tubuh Gawin.

Cowok goblok! Gimana Gawin bisa jawab kalau bibirnya disiksa begitu. Matanya merem melek, air matanya mulai jatuh satu persatu, perutnya mual, mau muntah, kepalanya pusing, dan tenggorokannya sakit. Masih jari, belum kontol, tapi Gawin sudah dibuat gila.

“Mas.. Kan mau puasin Mas..” Gawin jawab terbata, mulutnya masih kebas, liurnya meleleh sampai lehernya.

Gawin udah pasrah, egonya turun sampai tanah. Otaknya kosong, linglung, yang ada dalam pikirannya cuma dia mau disiksa pakai kenikmatan yang Podd udah lama gak kasih ke dia. Gawin udah lama nunggu, udah ratusan kalimat sabar.

Detik itu juga Podd puas denger jawaban Gawin. Bangga karna pacar juteknya memohon pakai matanya yang berlinang putus asa. Cowok jangkung itu kasih kecupan, baru kecupan tapi Gawin sudah mengerang kegirangan. Gawin mau coba mendominasi kecupan, tapi Podd nahan lehernya, hampir seperti mencekik. Namun, Gawin malah terkekeh, menjulurkan lidahnya tanpa disuruh, bak pelacur yang tugasnya memang menggoda tuannya.

Siksa aku sampai terbang melayang. Siksa aku sampai kaki lemas sebab lama melenggang di awan. Siksa aku sampai syaraf tegang. Siksa aku sampai suaraku tak sanggup sekedar memohon ampunan.

Di mata Podd Supakorn, laki-laki setengah abad ini lebih terlihat sebagai pelacur. Pakaiannya minim, sudah dipersiapkan untuk disobek. Celananya ketat, sengaja agar kontolnya yang tegang dapat terasa di sela-sela kulit paha lawan mainnya.

Bajingan, badan Gawin gak bisa diem, sehingga gundukan dibalik celana sialan terus menggesek miliknya hingga bangun dan basah. Podd masih sibuk mengulum bibir pacarnya yang sudah bengkak, merah, tak ada rupa. Sembari tangannya melucuti celananya sendiri. Lelaki itu memijat sebentar, batang panjang yang akhirnya lepas menegang.

Podd melepas kecupannya, mengusap bibir Gawin dari saliva, menampung ditangannya. Cowok yang sama-sama dimabuk cinta melumasi kontolnya, sebelum menarik paksa pacarnya buat jongkok. Mensejajarkan mulut pacarnya yang masih terbuka dihadapan kontolnya yang menggantung bebas.

“Katanya kangen mas?” Godanya dengan suara frustasi. Bangsatnya dia sengaja mengocok penisnya, pula ditamparkan berkali-kali ke pipi Gawin.

Gawin itu paling benci nyepong kontol orang. Sebab, mulutnya lebih berharga daripada dimasukin kontol kotor, bau, dan gak beradab. Tapi, Podd hari ini menang banyak. Gawin udah kepalang sange, kepalanya kopong, gak bisa mikir kayak orang tolol, bego. Maka, Gawin gak ada waktu buat jual mahal, ngatur posisi ngewe harus begini begitu, biar dia cepet dijajah, biar lubangnya yang gatel cepet diisi kontol pacarnya.

Podd ketawa jahat, puas banget waktu kontolnya dibawa masuk ke dalam mulut Gawin. Mulutnya penuh, ekspresinya lucu, antara sebel, marah, sama kelabakan gerak maju mundur ngasih kuluman. Emang bener, Gawin gak pinter nyepong. Namun, gerakan alakadarnya yang berantakan malah bikin penisnya dapet sensasi yang berbeda. Podd mendongak, ngasih apresiasi pake suara-suara geraman rancau sembari tangannya dia pake buat nyiksa mulut Gawin lebih kacau kala getaran penuh suka cita akan dekat.

Cairan precum-nya keluar, bikin Gawin kaget, mau keluarin aja itu kontol yang makin sesak dalam mulutnya. Namun, tangan Podd nahan kepalanya, maksa masukin semua kepala sampai ujung batangnya masuk. Gawin batuk-batuk saat kepala kontol bangsat nyodok tenggorokannya, tapi Podd gak punya ampun. Cowok itu pengen semua cairan spermanya ditelan pacarnya. Soalnya, kapan lagi Gawin sudi mengecap spermanya.

Gawin lemes terduduk di lantai, air liurnya netes bercampur sperma. Dia masih proses semua kejadian gila yang mungkin dia mulai sesali. Hanya saja, pacarnya udah mabuk kepayang, sange terbang melayang. Jadi, Podd gak segan berlaku kasar, angkat badan Gawin yang masih ambil napas.

Ruang tamu apartemen sepi itu jadi saksi gimana Podd kerasukan setan kamasutra. Gawin dibanting tengkurap di atas sofa IKEA harga belasan juta. Empuk, dia terhimpit pasrah, tenaganya cuma sanggup buat gerakin jari cari pegangan. Soalnya, dia juga makin pusing, makin tolol diperdaya brengsek yang kontolnya dia pengen banget.

Podd gak kaget waktu dia lucuti celana boxer Gawin. Gak pake celana, langsung disuguhi pantat bersih, mulus, kenyal waktu Podd tampar pipinya. “AGHHHH!!!” Suaranya putus asa. Cuma bisa desah, teriak, dan nikmatin sensasinya.

Podd gak main-main lagi, takut ada yang ganggu sebelum dia bantai lubang anal yang sembunyi malu-malu di tengah belahan pantat Gawin. Tanpa ampun, tanpa belas kasih, cuma dibubuhi air liur yang baunya udah kecampur peju sebagai pelicin. Podd memasukkan semuanya tanpa tersisa.

“AASGHHHHHMM... SHHHH...” Rancau pacarnya kacau balau. Rasanya sakit, perih, tapi telinga, mata, dan nurani Podd udah ditutupi birahi. Dia gak peduli Gawin di bawah tumpuannya lagi merancau kesakitan dan sibuk melenguh.

Rasanya bingung, sakit, kasar, Gawin mau protes. Tapi di dalam benaknya ada adrenalin yang bikin dia menikmati tiap hujaman biadab. Sensasi kontol besar pacarnya yang lagi dia himpit erat-erat dalam lubangnya bikin dia teriak kesakitan bersamaan dengan kepuasan.

Ini yang Gawin mau, digenjot habis-habisan tanpa ampun. Pasrah badannya dibalik, dibanting, diewe sampek goblok. Bukan cuma dianggurin kayak minggu-minggu lalu, bukan cuma ditemenin tidur sambil disayang-sayang.

Film bokep homo yang dia tonton gak ada apa-apanya ketimbang dia sendiri yang jadi artisnya. Dia pengen ngerasain kayak gini, kakinya ngangkang kasih akses seluruhnya mas pacar yang sibuk muasin diri dan dirinya. Sensasi kakinya yang geter-geter waktu pelepasan yang gak ada abisnya, liat badannya dan mas pacar yang basah sama pipisnya.

Terakhir, Podd akan semakin kencang menghujam penisnya, hingga Gawin teriak bak serigala melolong di tengah hutan. Menyisakan helaan napas berat kala cairan hangat mengisi bagian bawahnya. Dan mereka berdua akan tergeletak, telanjang di atas alas bayang-bayang kelegaan. Satu kecup, dua kecup terakhir sebelum kantuk datang.


`hjkscripts.