chapter twenty five.


End Of Story: 7 years later.

Pemuda itu tersenyum kecil, menatap pantulan bayangannya pada cermin. Sirat keresahan tergambar jelas diwajah manisnya. Berbagai pertanyaan serta keraguan mulai datang menyapa jalan benaknya.

Setelah 7 tahun masa penantiannya Junkyu akhirnya menyerah. Junkyu memang bodoh, malam itu dirinya menangisi kepergian Haruto hingga larut dan besoknya bangun disiang hari. Ya, Junkyu paham harusnya Ia bisa hidup dengan bebas, berkencan dengan siapapun namun hasratnya mengatakan Ia masih ingin menunggu.

Tepat hari ini rasa lelahnya telah berada diujung. Menunggu kepulangan seseorang tanpa kepastian membuatnya jengah. Ketika Ayahnya menawarkan sebuah lamaran, tanpa penolakan Junkyu mengatakan Ya, pertemukan kami.

Siapapun yang akan datang, tolong bantu Junkyu keluar dari bayang-bayang masa lalunya.

Sayup-sayup terdengar keramaian dari luar kamar. Tampaknya keluarga pelamar telah datang. Seketika Junkyu ragu akan keputusannya.

“Tuan Junkyu sudah ditunggu Tuan besar dan nyonya.” Junkyu acuh, membenahi kembali jas hitamnya. Lalu, sebelum keluar kamar beberapa kali menghembuskan nafas berat.

You can do this! At least coba dulu” Katanya untuk diri sendiri.

Junkyu melangkah keluar, perlahan menuruni tangga bak pangeran kerajaan yang muncul untuk menyapa warganya. Gugup; jari-jarinya mendadak lemas hingga harus berpegang pada pembatas tangga. Setiap langkah yang ia buat dipenuhi kalimat motivasi, takut-takut kecewa ketika sudah bertemu bakal calon suami.

Ketika si manis sampai diujung tangga, seluruh perhatian tertuju padanya. Setiap obrolan yang terjadi beralih senyap, yang ada di ruang tamu berdiri menyambut Junkyu. Junkyu menghampiri, masih menunduk malu-malu hingga keluarga sang calon gemas dibuatnya.

“Selamat datang, saya Kim Junkyu.” Sapa Junkyu.

“Watanabe Haruto.”

deg

Apa katanya? Siapa?

Junkyu mengangkat kepalanya perlahan. Takut, dirinya sangat takut sekarang. Suara itu... suara berat khas pemuda masa lalunya, hanya saja saat ini lebih berat. Junkyu menutup kedua matanya, enggan percaya pada keadaan, berharap ketika Ia membukanya bukan sosok itu yang ada. Mungkin Junkyu kelewat rindu sampai imajinasinya sejauh itu.

Pria seperempat abad itu tersenyum teduh. Ia mengangguk ketika kedua orang tua memutuskan pergi dari ruang tamu diam-diam. Mereka mengerti keadaannya, Haruto maupun Junkyu butuh waktu menyelesaikan urusan hati mereka setelah 7 tahun berpisah.

“Junkyu, kamu nggak lagi mimpi. Ini benar aku, Haruto.”

Junkyu berjengit tatkala syarafnya menangkap sinyal dari sebuah sentuhan. Hangat, tak ada yang berubah dari pria ini. Hanya saja, parasnya semakin tampan, rahangnya tegas, serta penampilannya terlampau dewasa. Kedua bola mata Junkyu bergetar, dalam tubuhnya muncul perasaan membuncah. Rindu, semua tentang Watanabe Haruto membuatnya rindu.

“Ha-bagaimana bisa?” Ucapnya terbata.

Haruto masih tetap pada senyuman tampannya. Junkyu... masih indah seperti masa SMA, bahkan lebih cantik. Pipi kesukaannya dijaga baik oleh pemiliknya. Terima kasih, aku tau kamu setia menunggu.

“Aku kembali seperti janjiku 7 tahun lalu. Orang pertama yang akan aku cari adalah kamu.” Tuturnya lirih.

Tangan Haruto bergerak, berpindah membelai tengkuk Junkyu. Kepalanya mendekat, mengikis jarak diantara mereka tanpa memutus kontak mata keduanya. Junkyu tegang, jantungnya bergerak tak beraturan memompa darah dua kali lebih cepat dari biasanya. Ketika hidung telah bertemu hidung reflek kelompak mata Junkyu menutup manik cantiknya bersamaan satu butir cairan bening turun bebas melewati pipi.

Keduanya bisa merasakan deru nafas masing-masing. Gendang telinganya juga menangkap bagaimana suara debaran seolah menyahuti satu sama lain. Dalam posisi berdiri, hanya berdua ditemani sunyi Haruto mendaratkan bibirnya untuk yang pertama kali diatas bibir semerah ceri milik Junkyu. Bibir yang telah lama diidam-idamkan.

Dengan satu kecupan mereka saling mengirim sejuta perasaan dan pesan yang tak tersampaikan.

Penantian lama penuh drama perihal strata kehidupan mampu mereka lewati bersama waktu. Watanabe Haruto akhirnya dipersatukan dengan Kim Junkyu, cinta pertamanya.

“Kim Junkyu, menikahlah denganku?”

“Aku tak ingin menjawab, karena kamu sudah tau pasti jawabannya. Aku milikmu seutuhnya.”

The End


` teuhaieyo