biblebuild.
“Biu...”
Suara rengekan seorang pria dewasa terus mengalun dalam sebuah ruangan persegi. Sosok yang dipanggil Biu tak lagi bisa menghitung berapa kali dirinya menghela napas sambil mengerlingkan bola matanya jengah. Tangan cekatannya terus melipat dan menata pasang baju warna-warni untuk dimasukkan dalam koper besar.
“Biu... aku butuh kamu na.” Rengeknya tanpa ingin mengakhiri. Kali ini, pria dewasa yang mengenakan baju tanpa lengan dipadu dengan celana pendek hingga otot-ototnya terekspos duduk dihadapannya. Tak hanya itu, lengan Biu dicekal berharap Ia memberikan sedikit atensi padanya.
Biu menyerah, mengabaikan pria yang menyandang gelar sebagai kekasihnya memang acap kali gagal. Biu hentikan sejenak kegiatannya, lalu jatuhkan seluruh atensi dan sisa kesabaran yang masih Ia miliki untuk si dominan.
“Katakan apa maumu? Aku mendengarkan.” Katanya dengan nada lemah.
Wichapas Sumettikul; atau yang kerap kali disapa Bible kini menghadirkan senyum miring liciknya.
“Bisakah kamu batalkan liburan ke Korea? Tidak! Maksudku... setidaknya diundur hingga acara soloku usai.” Ujar Bible dengan wajah sok polos berharap dikasihani.
Biu melepaskan pergelangan tangannya yang tengah digenggam Bible, “Lagi???” Balasnya sembari beranjak menuju kamar mandi. Bible buru-buru berdiri, menguntit kekasihnya kesana-sini seperti anak ayam.
“Kamu sudah bilang sendiri dengan mulutmu kalau kamu ijinkan aku untuk menemani Nong Us seminggu yang lalu. Kamu sendiri yang berubah pikiran.”
Dua minggu yang lalu, Biu mendapat ajakan berlibur untuk menemani adik tingkat sekaligus sobat dekatnya semasa kuliah. Singkat cerita Biu meminta ijin pada kekasihnya karena mereka telah tinggal satu atap, namun sesuai dugaan Bible enggan melepaskannya. Hingga, satu minggu kemudian entah udara bersih darimana Bible akhirnya merelakan Biu pergi.
“Kamu boleh pergi, hitung-hitung waktu beristirahat. Aku gapapa ditinggal sendiri.”
Gapapa my ass! -Build Jakapan.
“Biu, aku butuh support di acara individuku. Aku gugup, aku takut menghadapinya sendiri.”
“Jangan lebay! Ada Apo juga disana!” Balas Biu sambil menamparkan satu fakta. Lelakinya ini terkadang bertingkah kekanakan dan berlebihan.
Bible tertegun, tetapi Ia tak gentar. “Biuuu... na krub?”.
“Setelah acara itu aku akan menemani kamu dan P'Us ke Korea. Aku yang akan tanggung semua sebagai gantinya.” Lanjutnya.
Suara desahan berat dari bibir Biu menghentikan upaya Bible. Langkah kakinya bergerak maju menyisakan beberapa senti jarak diantar mereka. Biu mengangkat tangannya, Ia letakkan telapak halus itu pada permukaan pipi Bible. Ibu jarinya bergerak, mengusap kulit wajah lelaki itu hingga menghadirkan sensasi menggelitik akibat kumis tipis yang belum sempat dicukur beberapa hari.
Bible menunduk, kelopak mata sipitnya menutup. Ia mengangguk paham bahwa kali ini dirinya tidak bisa menahan Biu pergi. Ia tarik lelaki lucu yang ternyata jauh lebih tua darinya dalam sebuah dekapan hangat. Bible kerahkan indra penciumannya khusus diatas tengkuk sang kekasih, dihirup kuat aroma tubuhnya, menyematkan dalam dirinya, berharap wangi Biu melekat padanya hingga 2 minggu kedepan.
“Aku akan merindukanmu, Biu.” Gumamnya.
“Hmm... aku juga.”
“Kamu pasti bisa melakukannya dengan baik na, Bee. Aku akan nonton, memberikan support meskipun dari jauh.” Ujarnya terakhir.
`hjkscripts.