balada saudara.
Bunga cempaka harum mewangi Baru ditanam oleh pak tani Buat adik yang kakak sayangi Tolong maafkan kakakmu ini
Pintu dibuka nampak sosok wanita. Wanita cantik berbalut gaun tak sempurna. Dia yang tengah berkaca. Mengumbar senyum tanpa langsung bertatap mata.
Beatrice namanya, satu-satunya perempuan tersisa dalam keluarga. Perempuan yang dididik keras karena diasuh pria. Meskipun begitu hatinya masih selembut benang sutra. Dia adalah satu-satunya penyelamat Henry yang hampir kehilangan nyawa.
Jika Henry banyak diam, maka Beatrice yang akan menjadi mulutnya. Jika Henry banyak menerima, maka Beatrice yang memberikan ganjarannya. Jika Henry disalahkan, maka Beatrice yang membela.
Beatrice adalah Henry versi berani dan dewasa.
“Hi” “Hei, hen.”
Henry mendekat, mengamati Beatrice yang tengah berdandan. “You looks amazing” Pujinya.
Beatrice tentu tersipu, siapa yang tidak jika dipuji begitu. Meskipun Henry adalah kakak kandungnya tapi mulut Henry masihlah mulut lelaki.
“Bisa bantu resletingkan gaunku?” Pintanya. Beatrice menyampirkan helai rambutnya yang panjang ke samping bahu.
Biasanya Beatrice akan dibantu beberapa maid untuk menyiapkan diri. Namun hari ini pasti sengaja. Alex benar, sibling problems won't last forever.
Henry membantu Beatrice dengan resleting gaunnya. Menutup punggu menawan itu dengan baik. Henry tidak bohong jika hari ini Beatrice terlihat sempurna.
“Hen?” Beatrice berpaling, berputar seratus delapan puluh derajat sejajar dengan dirinya. Sulit kata yang akan diungkapkan, begitu banyak mungkin sampai dia tak sanggup mengatakan. Berakhir, Beatrice hanya memeluk Henry erat... erat sekali.
Pelukan satu ini bukan gestur biasa. Pelukan satu ini mengandung jutaan makna. Beatrice merindukan Henry dan hangatnya seolah berkata Beatrice amat menyayangi Henry. Beatrice memohon maaf pada Henry dan sesaknya seolah berkata dia menyesal akan apa yang dia perbuat pada Henry.
“Aku minta maaf” Ungkapnya. “Aku minta maaf, i was selfish to you.” Lanjutnya.
“Aku minta maaf, seharusnya aku gak begitu sama kamu. Bukan kamu yang salah, tapi aku yang egois. Aku menginginkan Alex sampai berfikir dia harus menjadi milikku sendiri meskipun dia sebenarnya milik kamu. Aku harusnya bahagia kan? Aku yang selama ini menginginkan kamu setidaknya punya satu kebahagiaan.”
Tak apa, tak apa sayangku Beatrice. Semuanya akan baik-baik saja.
Henry memilih tak menjawab melainkan semakin memeluk adik tersayangnya erat. Apa yang terjadi biarlah terjadi. Sebab hidup hanya bisa mengakui kesalahan bukan berharap mengulang kejadian dan memperbaiki diri untuk masa depan nanti.
`hjkscripts.