antara keluarga dan rahasia.
Adalah keluarga jika seluruhnya mengenal satu sama lain secara lahir batin. Adalah keluarga jika seluruhnya mengakui keberadaan satu sama lain. Adalah keluarga jika seluruhnya terkoneksi. Adalah keluarga jika seluruhnya punya perasaan saling memiliki.
Apakah keluarga jika salah satunya hidup di luar lingkaran? Apakah keluarga jika salah satunya tak dikenali keberadaan? Apakah keluarga jika salah satunya putus ikatan? Apakah masih bisa disebut keluarga jika salah satunya tak lekat dalam ingatan?
Inilah keluarga yang masih mengusahakan kata sempurna. Meskipun sempurna hanyalah milik sang kuasa. Inilah keluarga yang masih mengumpulkan rasa percaya. Setidaknya mengatakan jika salah satunya masih ada.
Keluarga ini memanglah kurang sempurna. Kepalanya berada jauh dari raga. Anaknya hidup dan tumbuh bersama sang papa. Apalah arti kosa kata daddy? Itu tak tercatat dalam kamus hidupnya.
Keluarga ini tengah berusaha. Datanglah sang kepala menemui raga. Menerobos masuk dalam hidup anaknya yang hanya tahu keberadaan sang papa. Mengajarkan mereka ada satu lagi kata untuk menyebut dirinya.
Namun apa daya kepala dan raga yang telah lekat seutuhnya ragu mengungkapkan siapa sebenarnya mereka. Inilah konflik antara keluarga yang hidup memikul rahasia. Entah apa nanti reaksinya, setidaknya tak ada dusta lagi di antara mereka.
Sang kepala duduk tegang di atas kursi kayu. Telapak tangannya dingin meskipun di depannya terdapat masakan yang baru keluar dari perapian. Masakan yang dibuat dengan cinta dan harapan. Berharap hari ini mereka kembali menjadi satu.
Dipanggilnya kedua putra, bunyi langkah berantakan sama dengan degub jantung keduanya. Semakin bertalu hebat bersamaan suara kelakar yang sampai pada gendang telinga. Ketika kaki-kakinya menyentuh lantai bawah, ketika antar mata saling memandang, diam mulut seketika.
Tamu katanya, padahal selama hidup siapa yang mau bertamu ke rumah yang katanya duda beranak dua. Inilah kali pertama ada orang asing yang ikut duduk bersama mengisi meja makan yang selama ini kosong.
Apa ini artinya mengapa sang papa membeli empat kursi bambu? Apa ini artinya mengapa sang papa membeli masing-masing empat alat makan kayu? Apa ini artinya mengapa sang papa membeli ranjang besar untuk dirinya sendiri? Dan apa ini artinya mengapa sang papa membeli sofa keluarga lengkap untuk menonton televisi?
Anehnya hari ini mereka tidak saling menyapa, seperti hari biasa yang bisa bergurau layaknya kawan lama. Ada banyak pertanyaan dalam benak keduanya mengapa sang guru yang datang bertamu. Pula mereka tahu bahwa ini beliau datang bukan sebagai pak guru.
Hanya beberapa basa basi dijawab singkat. Pertanyaan retoris untuk mencairkan suasana yang tak kunjung meleleh. Meskipun makan tak ada suara hanya dentingan alat makan. Selesai juga hanya tangan cekatan belum ada kata.
Diminta menetap keduanya sebelum berhasil berlari dengan ribuan tanda tanya. Duduk berhadapan mereka diikuti kebingungan. Semakin membingungkan ketika salah satu dewasa menyerahkan satu lembar foto lawas penuh kenangan.
Itulah potret keluarga yang juga tak sempurna. Banyak kurang dan bobroknya. Ibunya mati hanya tinggal ayah dan tiga anaknya. Selanjutnya mereka membuat cerita, membohongi sebagian dunia bahwa ikut mati anak yang kedua demi menutupi yang katanya aib keluarga.
Itulah potret keluarga yang juga tak sempurna. Pemimpin nomor satu negeri. Bergelimang harta mereka juga sorakan puja puji. Namun tidak dengan kasih sayang dan cinta.
Itulah potret keluarga yang juga tak sempurna. Ayahnya raja yang bijaksana. Punya dua pangeran dan satu puteri. Ayahnya merawat kesejahteraan rakyat. Pun ayahnya tega menyakiti buah hati sendiri.
Adalah fakta bahwa sang papa adalah pangeran yang diumumkan mati. Pangeran yang hidup dalam sangkar seperti burung kenari. Adalah fakta bahwa sang papa adalah pangeran yang diambil hak dan kewajiban. Hidup mendekam dalam penjara terbuka tanpa kebebasan.
Beruntung sangat sang pangeran dipertemukan takdir kala hidup telah sampai di ujung tebing. Beruntung sangat sang pangeran dipertemukan lelaki yang mengulurkan tangan gagahnya kala terpeleset dirinya hampir terjun menuju jurang. Betul beruntung sang pangeran untuk pertama kali matanya menyaksikan hingar bingar dunia luar. Betul beruntung sang pangeran untuk pertama kali hidupnya merasa aman telah menemukan jantung yang sama berdebar.
Mereka bahagia bahkan dibawah guyuran hujan mereka tertawa. Naas hanya sementara, sebab mereka terlalu percaya bahwa bersatu adalah jalan untuk bersama. Menitipkan benih ternyata bukan jawaban melainkan malapetaka. Hukumannya salah satu mati atau semuanya. Maka berpisah adalah jalannya.
Begitulah kisah tentang pangeran ada ditiadakan dengan sang pujangga cinta. Pangeran yang tengah duduk bersebelahan dengan belahan jiwa di bawah atap rumah sederhana. Pangeran dan pujaan hati berhadapan dengan dua buah hati.
“Papa adalah Prince Henry Arthur Hanover-Stuart dan Alexander Gabriel Claremont-Diaz ini adalah daddy kalian. Alpha yang menjadi takdir pangeran omega.”
Bukan tangis haru atau teriak makian. Bukan pernyataan menyangkal atau kebingungan. Bukan pula aksi dramatis atau tamparan. Melainkan ekspresi kosong tak terbaca pula dua bibir yang saling bungkam. Salah satunya berdiri melenggang tanpa permisi. Berakhir yang lainnya juga berdiri menghilang dari pandangan ikut pergi.
`hjkscripts.