a hunting wild dog.
THE BALL ㅡ 2023 SOUTHMINSTER PALACE, MAC
Alex menapaki karpet merah langkah demi langkah. Menebar senyum seindah bunga dahlia, meskipun dalam diri gugup melanda. Dia lelaki berhasil mencuri seluruh atensi hanya dengan gestur membenarkan tata letak kerah. Menjadikan ruangan riuh kata pujian dan cahaya kamera.
Dia Alex yang dengan senang hati mendedikasikan hidupnya berada di depan media. Menerima sorotan dari berbagai penjuru mata angin adalah makanan sehari-hari. Hingar bingar pesta sudah layaknya sahabat lama. Kelap-kelip warna menjadi kain yang melekat pada diri.
“Your Majesty...” “Your Royal Highness...” “Princess Beatrice...”
Alex menyapa satu persatu anggota kerjaan. Memberi jabat tangan yang disambut suka cita. Alex itu pandai berbicara dan mencari muka. Terlihat dari ekspresi Your Majesty Arthur yang tengah tertawa berbincang ringan dengan dirinya. Seolah pesan Alex tentang keluarganya tidak bisa hadir bukan masalah selama ada Alex di sana.
“Sir Alex maaf saya lancang bertanya. Apakah anda datang ke sini dengan pasangan dansa anda?” King Arthur bertanya.
Alex tersenyum miring, senyum andalan yang bisa memikat manusia dalam satu detik. “Tidak Your Majesty. Saya hanya bersama tangan kanan saya.”
“Well... dear,” King Arthur menanggapi informasi Alex dengan ekspresi lega. “Bagaimana kalau malam ini putri saya Beatrice yang akan menemani anda turun ke lantai dansa.” Lanjutnya.
“Dengan senang hati, Your Majesty.”
Melayang kanan maupun kiri, bergerak maju juga mundur. Terakhir, badan berputar hingga gaun mekar seperti angin berhembus menggerakkan kincir. Beatrice mana hilang senyum nampak giginya, kala menjadi pemenang diantara banyak wajah perempuan nestapa mengharapkan perhatian seorang pria.
“Princess Beatrice kamu terlihat sangat indah malam ini.” Cakap rayunya buat tersipu.
Pun jahatnya bibir hanyalah sekedar alat untuk tutur kata, menyuarakan banyak kalimat kosong tak bermakna. Bibir memang boleh berbahana namun hati dan pusat tubuh manusia yang tau dimana dua netra mengincar sebuah cahaya.
Dialah mata setajam anjing penjaga gila. Dua buah yang dapat menggoda sekaligus banyak wanita. Dari yang muda hingga permaisuri milik raja. Semua terkapar di atas awan melalang buana.
Dia adalah mata si anjing gila yang berpendar mencari daging buruan.
“Princess Beatrice boleh saya bertanya sesuatu?” Tanya Alex setelah berhasil menangkap pinggang Beatrice sempurna. Beatrice mengangguk tanpa syarat curiga. “Tentu.” “Apa kamu kenal pria maid istana bernama Henry Fox?”
Beatrice berhenti, seketika mematung membuat Alex makin penasaran. “Jadi?” Dia menuntut jawaban.
“Oh.. ya- henry...” Perempuan itu berbicara gagap masih mempertahankan senyumnya. “Henry fox maid kami.” Suaranya semakin kecil, takut-takut salah kata.
“Dimana dia? Saya tidak melihatnya disekitar sini.” “Henry ya? Dimana henry... mungkin ada disekitar- saya juga kurang yakin.” “Kalau boleh Princess Beatrice saya pamit dahulu.” “Oh.. huh? Tapi Sirㅡ”
Belum selesai Beatrice mencegah karena panik, Alex sudah lebih dahulu mencium punggung tangannya dan melepaskan saat itu juga. Detik demi detik Beatrice menatap punggung tegap Alex hilang ditelan khalayak ramai.
`hjkscripts.